Selasa, 11 Februari 2014
Tips Memilih Rantai yang Benar
Rantai yang sebagai pemindah daya dari putaran gear box ke roda, punya peranan penting pada tunggangan. Makanya pengendara harus kenal lebih jauh mengenai jenis keberadaan peranti ini. Seperti kode atau angka yang tercetak di kemasan rantai. Sebagai pemilik motor, harus tahu arti kode itu agar tidak salah pakai rantai.
Kode mengandung arti baik untuk kekuatan ataupun ukuran. Sehingga tidak salah pilih. Juga tahu peruntukannya.
Subtitusi Gir Set
Untuk kepentingan modifikasi, substitusi gir dan rantai kerap dilakukan. Buat kejar endurance atau biar awet, umumnya aplikasi ukuran yang lebih besar.
“Seperti Yamaha Scorpio yang aslinya pakai rantai 428 bisa aplikasi rantai lebih besar milik Honda tiger (520). Tapi, harus diikuti ubahan gir depan dan belakang,” ujar Ari Supriyanto dari bengkel Protehnics, Rempoa, Jakarta Selatan.
Sedangkan buat kejar akselerasi, biasanya pakai rantai yang lebih kecil. Seperti pada Yamaha Vega yang ukuran 428 diganti pakai ukuran 415 dari produk aftermarket.
Misalnya; Osaki, Daytona atau SSS. Substitusi juga bisa pakai part orisinal Yamaha Vega ZR. Yaitu, 420. Sedang di Honda Supra Fit atau Supra X (100 cc) yang pakai rantai 428 ingin pakai rantai 420 milik Honda Blade atau Supra X 125. Tinggal ganti nap gir dulu, kalau gir depan tinggal pasang.
Jenis Rantai
Ada beberapa jenis rantai yang biasa diaplikasi pada motor baik jenis bebek ataupun sport. Nah, rantai roda yang umum dipakai ada beberapa tipe 415, 420, 428, 428H dan 520. Untuk rantai di bawah 428, biasanya diaplikasi untuk jenis bebek. Sedangkan 428 dan 520 diaplikasi motor sport macam Scorpio (428) dan Tiger (520).
Khusus buat Honda Supra X, dari pabriknya aplikasi 428. Untuk kepentingan modifikasi, substitusi gir dan rantai kerap dilakukan. Buat mengejar endurance atau biar lebih awet, umumnya aplikasi ukuran yang lebih besar. Seperti Yamaha Scorpio yang aslinya pakai rantai 428 bisa aplikasi rantai lebih besar milik Honda tiger (520).
Kode Rantai Huruf
Selain angka, ada juga huruf. Seperti, kode rantai 420SB-102, 428H-116, dan 520V-106. Huruf SB berarti solid bushing. Solid bushing berarti bushing yang dibikin seperti pipa. Jenis bushing yang biasa seperti pelat ditekuk jadi seperti pipa. Huruf H artinya high tension yang membedakan bahan di pelat bagian dalam.
Rantai dengan kode H berarti pelat dalamnya lebih tebal. Rantai berkode H punya daya tahan minimum tarikan beban 2,1 ton. Sedang tanpa kode H, 1,70 ton. Artinya huruf V, spesial. V, tanda ada sil penahan gemuk di dinding luar bushing. Bushing dengan kode V termasuk kategori solid busing.
Kode Rantai Angka
Biasanya ada 6 baris angka yang ada di kemasan rantai. Itu merupakan kode rantai yang tandai panjang dan lebarnya. Contohnya, 428-104. Angka yang berada di depan atau angka 4 menunjukan jarak antar pin. “Pin merupakan selongsong yang menyambung antar pelat,” ujar Ari Supriyanto dari bengkel Protehnics.
Satu angka paling depan ada cara hitungannya sendiri. Kalau di depan angka 4, berarti 4/8 inci. Kalau dihitung, 1 inci sama dengan 25,4 mm. Berarti 4/8 x 25,4 mm yang hasilnya 12,5 mm. Jadi, rantai yang di depannya 4 jarak antar pinnya 12,5 mm.
Lantas, angka kedua dan ketiga punya arti jarak antar pelat dalam. Pelat dalam disebut juga inner plate yang posisinya tepat di bawah pelat atas. Kedua pelat ini, bisa kelihatan langsung pakai mata. Angka 28 berarti jarak lebar pelat 7,94 mm. Angka itu didapat dari tabel standar rantai.
Setelah tiga angka yang tertera di depan, ada lagi angka yang menunjukan panjang rantai. Seperti 104 berarti panjang rantai 104 mata. Panjang rantai tidak punya satuan. Angka yang menunjukan panjang rantai, berarti jumlah mata rantai tempat masuknya gigi-gigi gir belakang dan depan. (motorplus-online.com)
Penulis : Bel
Minggu, 02 Februari 2014
ThaiLook
Kasat mata, modifikasi ala Thailand alias Thai look sangat mudah diaplikasi. Apalagi buat skubek, sudah banyak contohnya. Simple, minimalis, bermodal part bolt on, tinggal templok, beres dah. Ah, sampeyan salah. Ternyata, tak semudah yang dibayangkan.
Inilah yang dialami oleh Asep Sopandi kala modifikasi Yamaha Fino-nya. Pelajar SMA Santika Bambu apus ini, sampe rambutnya mau rontok. Bukan mikirin Ujian Nasional, tapi mikirin Ban depan yang selalu mentok sepatbor. Srok..srok..begitu tuh bunyinya kalau dipakai jalan.
Problem ini muncul kala mengaplikasi paduan ban dan pelek ukuran 17 inci dari Takasago Excel Gold. Kan, aslinya Fino mempunyai lingkar roda 14 inci. Diameter lebih besar inilah yang akhirnya mentok ke sepatbor.
Setelah semedi semalam suntuk, akhirnya dapat wangsit kudu ganti Tabung sok. Pilihan jatuh pada part aftermarket bermerek Trusty. Tabung ini dipilih karena warnanya ngejreng dan ceria. Dijamin antigalau.
Saat pemasangan tak ada kendala. Langsung plek. Tapi, saat dicoba jalan, motor jadi berat, dan muncul bunyi ‘galau’ di sepatbor depan. Tetap saja, problem galau pada ban gak teratasi.
Tips Cornering Buat Para Pemula
Tips & Trik cornering (Melahap tikungan)
1. Old school style cornering (lean bike)
Style ini boleh dibilang sebagai style yang banyak dipake pembalap era 80-90an dimana posisi motor cenderung lebih miring dari badan dan terlihat si rider mendekap tuh motor dan menekan roda depan motornya untuk mendapatkan traksi maksimal dari roda depannya,dan posisi pantat juga ngga terlalu jauh bergeser dari jok. Ban belakang juga menjadi lebih awet karna meminimalisir gejala sliding.
Banyak rider top menggunakan style ini kaya Michael Doohan,Neil Hodgson, dan jaman sekarang diwakili oleh Toni Elias.
2. New school style cornering (lean body)
Style ini mewakili style dari pembalap era sekarang dimana posisi badan cenderung lebih miring dari posisi motor dan seolah olah terlihat bahwa si rider menahan motor bertumpu pada lututnya, kelebihan dari style ini adalah ketika keluar tikungan akan menjadi lebih cepat dan tajam karena ban belakang akan bergeser (sliding) sedikit sehingga memperkecil sudut tikungan, tapi kalau si rider ngga pintar buka tutup gas di tikungan yang ada malah gejala sliding yg berlebih sehingga motor akan sedikit terbawa keluar tikungan dan akan mudah disalip rider yg dibelakangnya dan ban belakang akan cepat kehilangan traksinya karena tergerus oleh torsi motor.
rider2 top jaman sekarang hampir semuanya memakai style ini.
3. Natural/netral style
Style ini banyak dipakai oleh rider sehari hari dan juga ketika touring, style ini juga sangat cocok untuk motor bercc kecil yang notabene ngga perlu turun badan untuk menghandle motor karena bobotnya yang ringan dan sudut kemudi yang lebar. Style ini dapat dilihat dari posisi rider sudut kemiringan badannya sama dengan sudut kemiringan motornya juga posisi kepala juga yang seirama dengan sudut kemiringan motor.
Tapi ada juga rider motoGP yg suka mengaplikasikan style ini seperti Jorge Lorenzo kadang2 dia pakai style ini di fast corner
4. Posisi kaki
Posisi kaki ada baiknya bila kita sedang rebah kekiri posisi kaki juga jinjit (menekan) di footstep sebelah kiri dan kaki kanan dikaitkan di footstep sebelah kanan, dan sebaliknya juga jika kita rebah ke kanan posisi kaki juga jinjit (menekan) di footstep sebelah kanan dan kaki kiri dikaitkan di footstep sebelah kiri, hal ini dilakukan untuk menekan motor agar lebih rebah waktu melakukan cornering dan membantu beban bahu agar tidak lekas pegal menahan bobot motor, juga bermanfaat untuk reflek kita untuk menghadapi tikungan yang tidak terduga (ada lubang atau jalan bumpy).
5. Rolling speed
Rolling speed adalah teknik menggantung gas / RPM pas lagi cornering. Teknik ini bertujuan agar tenaga motor ngga ngedrop pas di tengah tikungan sehingga motor dapat meluncur cepat keluar tikungan. Rider yang memegang 2 tak biasanya lebih gape soal teknik ini karena 2 tak tenaganya mulai keluar dr RPM tengah ke atas dan untuk yg megang 2 tak teknik ini juga bisa dilakukan dengan menekan setengah tuas kopling untuk menjaga agar RPM nya ngga ngedrop lalu pas mau meluncur keluar tikungan lepaskan perlahan lahan tuas kopling tersebut diiringi dengan bukaan gas yang tepat/seirama. Sedangkan pada 4tak si rider kerap melakukan teknik ini dengan menyentuh sedikit saja tuas rem sambil tetap menahan RPM di putaran yg optimal, hal ini jg membantu mengarahkan moncong motor agar tidak terlalu keluar jalur.
6. Powerband
Setiap rider harus memahami powerband dr engine motornya, hal ini bertujuan agar motor tetap terjaga performa mesinnya dan mengurangi gejala overheat akibat pemakaian yang salah kaprah (RPM motor dipaksa untuk meraung tinggi d
Sabtu, 01 Februari 2014
Spesifikasi Satria 120R
Suzuki Satria 2 Tak atau yang beken dengan sebutan Satria 120 adalah motor 2 tak keluaran atau yang di produksi oleh Suzuki dengan platform sport underbone. Salah satu kelebihan motor 2 tak adalah akselerasi yang bagus, jadi untuk mencapai kecepatan tertentu tidak membutuhkan waktu yang lama. Seperti kata iklan Satria Hiu "gile lebih cepat dari bayangan".
Berikut Spesifikasi Suzuki Satria 120 RU :
ENGINE :
2 stroke, single cylinder, air cooled
BORE X STROKE :
56 x 49 mm
COMPRESION RATIO :
7.0 : 1
CARBURETOR :
mikuni VM 20 ss
IGNITION :
dc. cdi
NET WEIGHT :
101 kg
MAX POWER :
13,5 ps @ 8000 rpm ( RU 120 )
15,5 ps @ 8000 rpm ( RGV 120 )
MAX TORQUE :
1,50 kgmf @ 7000 rpm
INTAKE SYSTEM :
reed valve
TRANSMISION :
5 speed (satria 120 s)
6 speed (satria 120 R dan 120 R LSCM )
RIWAYAT HIDUP :
RU 120 LD ( Satria 120 s ) 1997 – 2002
RU 120 LU ( Satria 120 R ) 1998 – 2005
RU 120 LSCM ( New Satria 120 R ) 2003 – 2005
Nama Lain Motor :
Satria Lumba - Lumba ( Satria 120 s, Satria 120R sebelum LSCM )
Satria Hiu ( Satria New 120 RU LSCM )
Nama lain di Asia :
Suzuki RGX 120
Suzuki RGV 120
Suzuki Stinger 120
Sumber: http://id.shvoong.com/products/auto/2220161-spesifikasi-suzuki-satria-tak/#ixzz2s90jKRtD
Korek Harian Satria 120R
Korekan drag mesin Satria 120 R
Ini publish pengalaman saya dalam hal korek mesin Suzuki Satria 120 R untuk Drag milik sendiri, tentu racikan korek mesin pada motor saya ini bukan yang termaksimal pernah ada terlebih saya sendiri bukan mekanik, tetapi korekan mesin pada Satria 120 R milik saya ini bisa di bilang cukup sukses dan lumayan bersaing lho melawan motor 2tak sekelasnya hasil korekan mekanik yang sudah biasa memodifikasi performa tenaga mesin motor.
Jadi jika kalian ingin mengaplikasikannya sendiri untuk korek mesin yang kebetulan motornya sama yaitu Satria 2tak silahkan jiplak atau sedikit sesuaikan hasil praktek korek pada mesin Satria 2tak saya. Namun sebelumnya perlu kalian ketahui kondisi motor saya sebelum di korek seperti di bawah ini :
Pengapian masih standar yaitu menganut sistem pengapian DC.
Magnet masih standar
Karburator untuk sekarang menggunakan Mikuni Kotak 24 mm, namun karbu selain itu juga bisa dipakai asalkan orisinil dan stok ukuran spuyer banyak pilihan.
Knalpot bisa mengandalkan model standar racing, bisa knalpot bahan ataupun knalpot merk ternama.
Lubang pada Blok Silinder standar.
Head silinder masih standar.
Alat-alat yang di gunakan untuk korek mesin :
Mata bor tuner yang panjang seharga 60.000
Bor tangan ukuran kecil, yang ini kebetulan saya punya
Mistar besi, jika ada sebaiknya menggunakan Sigmat.
Grenda
Langkah-langkah korek mesin :
Babat bagian atas Lubang buang di silinder dan bentuk seperti oval, untuk bagian kiri-kanannya babat 1 mm, tinggi lubang buang sisakan sampai 24 mm dari bibir silinder atas.
Tinggikan lubang transfer dengan membor-nya dari belakang silinder, landaikan alas lubang transfernya, ketinggian lubang transfer jadikan 38 mm dari bibir atas silinder.
Grenda silinder bagian bawah yang mengarah pada lubang transfer lalu pangkas hingga bentuk keseluruhan seperti kancut atau celana dalam (lihat gambar).
Untuk lubang bilas cukup haluskan saja.
Pada bagian head silinder papas 2.5 mm, Diameter sesuaikan dengan OS piston yang di pakai (diameter standar head silinder adalah 57 mm), buatkan Nat sedalam 0.5 mm, kemudian kemiringan Squish di buatkan 13 derajat. Untuk kubah atau dome standarkan. Jika dengan spek ini rasio kompresi di angka10:1 an dan BBM yang di pakai maksimal bisa Pertamax Plus atau Pertamax biasa tanpa harus menggunakan Benzol. Pengerjaan head silinder di olderkan ke tukang bubut, umumnya di patok harga 25-30 ribuan untuk pengerjaannya.
Pada bagian Magnet papas 2 mm bagian atasnya, namun tidak mengenai pickup nya yah. Perngerjaan magnet ini ke tukang bubut dan biasanya di patok harga 20 ribu saja.
Tahap tuning silinder, head silinder, dan magnet selesai. Di anjurkan sebelum melakukan over size untuk pengerjaan ini supaya bagian dinding silinder tidak baret akibat melesetnya bor tuner saat mengerjakan.
Ganti knalpot dengan model Standar Racing, usahakan knalpot yang di pakai terkredibilitasi design dan ukurannya supaya seting karbu dan mesin maksimal.
Selanjutnya tahap seting karburator, di anggap semuanya sudah terpasang dan normal. Pastikan ukuran Pilot/Main jet dari yang terkecil saat seting, naikan terus Pilot jet saat motor drop setiap kali pergantian gigi 1, 2, dan 3 saat motor di geber nge-drag.
Kecilkan ukuran main jet jika grip gas di gaungkan full saat motor di seting di tempat menglami brebet di putaran atas.
Langganan:
Postingan (Atom)